Kemendikbudristek melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) telah melaksanakan diklat pengembangan diri untuk guru IPAS dalam bentuk Pelatihan Pembelajaran Teaching Factory pada 6 – 17 November 2022. Pada periode tersebut di undang sejumlah 12 guru dari SMK baik negeri atau swasta, dan salah satu yang berkesempatan adalah guru SMKN Nusawungu yang di wakili oleh penulis. Penulis adalah salah satu guru mata pelajaran IPAS di SMKN Nusawungu yang sudah memasuki tahun ke-2 melaksanakan kurikulum Merdeka (sebelumnya kurikulum prototype).
Diklat yang berdurasi 90 Jam Pelajaran tersebut pada awalnya membahas tentang perubahan kurikulum yang menjadi suatu keharusan mengingat perkembangan teknologi dan zaman yang bertransformasi begitu cepat sejak adanya Pandemi Covid-19. Dalam pemahanan penulis, kurikulum merdeka sudah di kaji oleh para ahli dan di kemas begitu menarik untuk menghadapi tantangan zaman. Tentu ini menjadi tantangan bagi pendidik untuk terus belajar, berani memulai dan berani merubah pola pikir dari guru sebagai pusat pembelajaran menjadi peserta didik sebagai pusatnya.
Pembelajaran IPAS berbasis proyek dengan menerapkan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) adalah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pembelajaran bermakna dengan mengambil permasalahan dari lingkungan sekitar. Permasalahan dalam pembelajaran IPAS atau Ilmu pengetahuan alam dan social di ambil dari 3 element dan 7 aspek capaian pembelajaran. Yang cukup menarik adalah aspek Sians (alam) dan social yang di gabung dalam pembelajaran IPAS, hal ini karena permasalahan sains tidak akan pernah lepas dari permasalahan social yang mengikutinya.
PjBL adalah suatu model pembelajaran yang sangat sesuai dengan mata pelajaran IPAS. Karena PjBL adalah suatu model, maka pelaksanaannya harus sesuai dengan sintak atau Langkah pembelajaran PjBL. Jika sintak-sintak dalam PjBL IPAS di lalui dengan baik, maka diharapkan pola pikir sains (ilmiah) peserta didik akan terbentuk dengan baik sehingga mengedepankan data dan analisis. Selain itu, kemampuan peserta didik dalam literasi, berpikr kritis dan kemandirian juga akan semakin meningkat.
Setelah megupas kurikulum, pembelajaran PjBL IPAS hingga praktik PjBL pada saat diklat, penulis yang merupakan peserta diklat selanjutnya juga belajar tentang pembelajaran Teaching Factory (TeFa). TeFa pada mata pelajaran IPAS merupakan pembelajaran pengambangan dari PjBL. Dimana salah satu tujuan TeFa dalam IPAS adalah untuk membekali peserta didik dengan skill yang sesuai dengan harapan dunia Usaha dan Dunia Industri saat ini. Pada akhir tulisan, penulis berkesimpulan bahwa PjBL adalah sebuah model pembelajaran yang sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran IPAS atau mata pelajaran lainnya karena berbasis permasalahan nyata di sekitarnya sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih bermakna.
“Teruslah belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan”
Penulis: Haryanto, S.Pd
Email: gsphary@gmail.com
Sosmed : FB/ IG Kang Hary
Link Download Materi : https://drive.google.com/file/d/1W5bcpDblFO_imtwN64J1YVaPxiYkPoAS/view?usp=sharing